writing ini dibuat berdasarkan kisah nyata *ceile* waktu umur aku masih sekitar 7 ato 8 tahun, tepatnya waktu masih SD dulu, aku ketemu seorang cowok yang waktu itu lagi liburan di tempat neneknya, kebetulan rumah neneknya tetanggaan sama rumah nenekku dan kebetulan juga waktu itu aku lagi liburan di rumah nenekku.. *ribet ga sih nenek2an gini jadinya??* :D tapi pertemanan kita ya cuma sebentar, cuma sebatas masa liburan itu sekitar 3 minggu. after that abis liburan selesai si cowo ini harus balik lagi ke kota asalnya.. setiap liburan tiba *tasya kali..* aku selalu nunggu ni cowo dateng lagi liburan ke tempat neneknya tapi doski ga pernah dateng lagi.. tahun tahun berlalu dan doski ga pernah dateng2 lagi.. hiks.. akhirnya sekitaran SMU aku nulis ni puisi buat mengenang dia.. cek it out..
------------------------------------------------------------------------------------------
masih dapat kuingat dering bel sepedamu,
terdengar tepat dihalaman rumahku,
kemudian kamu berteriak memanggil namaku,
mungkin memekakan telinga,
tapi bagiku sangat merdu..
saat itu kita masih sangat muda,
masih belajar tentang cinta,
walaupun begitu,
kamu mampu menunjukkannya padaku dengan sangat sempurna..
kamu mengayuh sepedamu dengan cepat,
tapi tidak lebih cepat dariku,
mungkin, karena kamu ingin selalu menjagaku..
tawamu yang renyah terlepas,
berbaur bersama angin dan nyanyian burung-burung..
aku memperhatikanmu..!
diantara pohon-pohon yang rindang dan daun-daunnya yang berguguran,
aku selalu memperhatikanmu..
hingga suatu hari,
aku tidak pernah lagi mendengar dering bel sepedamu nyaring dihalaman rumahku,
aku tidak pernah mendengar lagi,
suaramu yang memekakan telinga berteriak memanggil namaku..
tahukah kamu bahwa aku menangis,
saat deru mobil yang membawamu pergi mengalahkan suara-suara nyanyian burung-burung kita..
rodanya berputar,
dan melaju diantara daun-daun yang berguguran..
aku berusaha mengejar dan berlari..
tapi aku tidak mampu!
sepasang kaki kecilku saat itu,
masih terlalu lemah untuk menggapai semua mimpiku..
aku pasrah.. menyerah..
kini tahun demi tahun berlalu,
dan aku tidak pernah lagi melihat wajahmu..
aku selalu kembali ke tempat itu,
berharap akan menemukanmu disana,
namun kosong..
hanya ada nyanyian burung-burung,
pohon-pohon rindang dan daun-daunnya yang berguguran..
sampai saat ini,
aku selalu dan selalu kembali ke tempat itu,
tapi tidak dengan harapan tentangmu lagi..
mungkin,
memang hanya takdir dan waktu,
yang mampu membawamu kembali kepadaku..
namun entah mengapa,
diantara nyanyian burung-burung..
diantara pohon-pohon rindang dan daun-daunnya yang berguguran..
hanya namamu yang kuingat..
Sandi..
hanya namamu.. yang mampu kuingat..
(Majalengka,2003)
u created a true story in a very very beautiful way. perfect!
BalasHapusimpulsif dalam tulisan
BalasHapus