Kamis, 10 Januari 2013

Tentang Hujan dan Pelangi (May 12, 2009)

I uploaded this story on facebook on May 2009.. And now I want all my blog reader enjoy this story too.. aku bikin cerita ini dua part, ini part yang pertama, part yang kedua menyusul segera.. :)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------







aku bertanya kepada hujan, "kemana engkau akan membawa rinduku pergi?"

hujan menatapku, diiringi suara gemercik melodinya ia menjawab, "ke ujung pelangi, mungkin suatu hari ia akan tiba disana..."

"dimanakah ujung pelangi?" aku bertanya

hujan menatapku lagi, kali ini dengan tersenyum, "berlarilah ke ujung cahaya saat aku reda, itulah ujung pelangi, ia salah satu pembentuk warna keindahannya..."

aku menatap hujan, menatap setiap tetesnya saat menyentuh bumi, aku mencoba menghitungnya tapi tiada kuasa.

hujan berbalik menatapku, kali ini ia yang bertanya, "tidakkah kau lelah terus merindunya? setiap hari menengadah menantiku, dibawah terik matahari hingga awan berubah menjadi hitam dan menurunkan aku?"

aku terdiam, bukan berfikir tentang jawabannya, tapi memikirkan hujan, aku berbalik bertanya kepada hujan, "apakah engkau lelah terus turun dan menyampaikan rinduku?"

dengan cepat hujan menggeleng, "tidak, tentu tidak..." jawabnya.

aku tersenyum pasti, "jika engkau tidak lelah, tentu aku pun tidak..."

"kenapa?" tanya hujan.

"karena engkau yang membuat rumput dan bunga bernyanyi, engkau yang membuat pohon-pohon tersenyum, hewan-hewan menari, dan seluruh alam bersyukur juga diriku, aku bersyukur saat merindunya karena aku bisa tersenyum" jawabku.

hujan tertawa kecil mendengar jawabanku, ia tampak senang...

"bagaimana jika ia tidak datang ke ujung pelangi? bagaimana jika seluruh perasaan rindu ini tidak tersampaikan?" tanyaku.

kali ini hujan tampak sedikit berfikir, "aku tidak tahu, tidak akan pernah tahu sampai pelangi itu muncul dan engkau mencarinya... ada tujuh warna disana, carilah satu persatu, jika dia tidak disana, mungkin masih ada warna yang lain yang harus kau cari, warna yang tidak pernah kau ketahui sebelumnya, tapi rindumu pasti tersampaikan, karena aku mengalir tanpa batas dan akan selalu mencari celah untuk mendobrak segala yang menghalangiku, rindumu pasti tersampaikan..." matahari menyeruak dan hujan pun perlahan berhenti... aku terpaku, masih banyak yang ingin kutanyakan pada hujan, tapi hujan telah reda...

seperti apa ujung pelangi, bagaimana caraku mencapainya, membedakan ketujuh warnanya, bagaimana cara berjalan diatasnya, bagaimana jika tersesat, jika dia tidak kutemukan lalu dimana harus kucari warna yang lain yang tidak pernah kuketahui sebelumnya, bagaimana ini...

aku takut...
ketakutan yang sama ketika ia memutuskan untuk pergi dan menghilang di ujung pelangi...
ketakutan yang sama saat hujan turun dan mengalir tanpa tujuan mungkin menyampaikan rindu yang percuma...
ketakutan yang sama saat aku menyadari bintang-bintang itu telah hilang dari matanya dan kembali ke langit...

ketakutan yang sama saat tiada lagi melodi indah dari detak jantungnya yang mampu membuatku terlelap...
ketakutan yang sama saat sayapnya mengembang dan ia menatapku dengan kedua matanya yang berkaca kemudian ia terbang tanpa memberitahuku akan kemana...
ketakutan yang sama saat ia membawa separuh jiwaku pergi bersamanya dan entah dimana aku akan menemukannya kembali...

ketakutan itu terulang, kini ketakutan saat aku harus mencari ujung pelangi dimana mungkin ia akan kembali...

mungkin...

mungkin juga aku tersesat,
mungkin aku terjatuh,
bahkan menghilang...
entahlah...

Tuhan,
cintaku begitu sederhana,
hanya tentang hujan dan pelangi..
tapi diantaranya, ternyata begitu sulit...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Copyright by © Annis Mahara